Hai Kaki Kanan, coba berjalan di jalan setapak tanpa Kaki Kiri …
Anak Beruang mengangkat kaki kirinya lalu berjalan melompat-lompat menapak hutan dengan kaki kanan. Seluruh tubuh membantunya seimbang. Meski tanpa Kaki Kiri, Kaki Kanan tidak harus berjuang sendiri.
Hai Mata Kiri, apa yang kau lihat?
Anak Beruang menutup mata kanannya lalu tengadah ke langit. Ada awan-awan gendut yang tepinya kemilau disentuh cahaya matahari. Mata kanan tak ikut melihat, tapi ia segera tahu apa yang dilihat mata kiri. Tanpa harus bercerita, dengan sendirinya mereka selalu berbagi berita.
Hai Telinga Kanan, apa yang kau dengar?
Ada air terjun di sebelah telinga kanan.
Hai Telinga Kiri, apa yang kau dengar?
Ada burung-burung yang berkicau di sebelah telinga kiri.
Hai Telinga Kanan dan Telinga Kiri, apa yang kalian dengar?
Telinga kanan dan telinga kiri menjawab bersama-sama, kami mendengar harmoni. Air terjun adalah rhytm dan kicau burung menjadi melodi.
Anak Beruang mengatupkan tangan kanan dan kirinya. Kedua telapaknya saling merasakan. Setiap bagian di tubuh Anak Beruang selalu menjadi “kita” yang berbagi indera.
Alam memeluk Anak Beruang dengan segala kasih. Anak Beruang membalas pelukannya dengan kasih yang sama.
Memilah-milah tidaklah mudah. Karena sesungguhnya, mereka adalah “aku” dalam menjadi “kita”.
Sundea
artwork Lana Syahbani. Pertama kali kenal Lana waktu nemu blognya pas blogwalking. Langsung suka sama gambarnya yang playful dan warna-warni seperti Candyland. Di profilnya dia cerita kalau dia suka musik, ngegambar, old stuffs, dan nulis. Beberapa waktu yang lalu Dea dapet cardtopost dari Lana. Dia nawarin ngegambar buat cerita Anak Beruang. Wah, Si Dea girang tiada terkira =D. Intip Lana di http://sunflowersdew.blogspot.com/
Komentar