Akar dan Poros

Akar tumbuh menuju inti bumi. Berlawanan dengan daun dan bunga, ia meninggalkan udara dan cahaya. Akar mengikat tumbuhan pada tanah. Bukan untuk membatasi ruang geraknya, tapi justru untuk membiarkannya tumbuh seluas-luasnya. Akar membuat tumbuhan tak mudah ditumbangkan angin. Memberinya nutrisi agar ia tidak rapuh.

Balerina yang melakukan pirouette – gerakan berputar-putar – tak akan pusing. Ia terlatih memusatkan pandangan pada satu titik meski tubuhnya berputar cepat ke mana-mana. Terpusat tidak menghalanginya bergerak lepas. Sebaliknya, karena terpusat ia terhindar dari kelimbungan dan gerak yang ragu-ragu.

Jika tahu kepada apa memilih berakar dan berporos, kita tidak akan kehilangan kebebasan kita. Akar dan poros justru memerdekakan kita dari keentahan yang semu.

Di edisi ke-99 ini Salamatahari bercerita tentang para akar dan para poros. Ada “Let Go” yang menjadi akar dari sesuatu yang tumbuh, ada akar pohon jambu Pak Raden, ada kopi dan seni yang menjadi poros dan akar kegiatan Kopi Keliling, dan ada salamatahari yang menjadi pusat edar.

Teman-teman, pernahkah kamu bertanya, kepada apa kamu berakar dan berporos?

Tumbuh dan berputarlah mengarungi semesta.

Jangan tumbang dan limbung tapi jangan biarkan dirimu terkurung.

Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,

Sundea

Komentar