-Itenas, Jumat 21 Oktober 2011-
Konser Apresiasi untuk Musisi Jalanan
Jika perjalanan industri musik besar diumpamakan sebagai perjalanan dengan bus kota, maka sejak tiga tahun yang lalu sind3ntosca sudah berseru “Kiri, kiri,” dan berhenti di pinggir jalan. Ia sadar bus tak akan membawanya ke arah yang ia tuju. Maka ia memutuskan untuk berhenti sebelum tersesat selalu jauh.
Jalanan memberinya kemerdekaan menentukan arah dan memilih kendaraan, sekaligus menelannya dengan mobilitas lalu lintas. Kemudian selama tiga tahun sind3ntosca seperti hilang. Tetapi ia tidak mati. “Musik bikin saya survive, soalnya apapun yang saya alami jadi lagu,” ungkap Jalu, satu-satunya personil sind3ntosca.
Pada suatu hari, sebuah kendaraan berhenti di depan sind3ntosca. Namanya Konser Apresiasi untuk Musisi Jalanan. Acara yang digelar Unit Musik Modern kampus Itenas ini tidak gemerlap. Sebaliknya, ia justru sangat sahaja.
“Apa yang bikin kamu mau manggung di sini, Jal?” tanya Dea.
“Dimas, additional bas saya suka di sini (Itenas). Terus acara ini nggak ada sponsornya, nggak bisa bayar siapa-siapa. Tadinya saya nggak siap, tapi setelah mikir-mikir … ya hayulah,” cerita Jalu apa adanya.
Dan hari itu, setelah tiga tahun vakum sama sekali, untuk pertama kalinya sind3ntosca kembali naik panggung. Ia hadir dengan semangat bermusik yang tanpa beban dan pernah kita kenal. “Semuanya seperti baru lagi, but it’s fun,” kata Jalu.
Di atas panggung, Jalu kembali membagi lagu-lagunya yang bernuansa etnik, riang, dan playful. Sebagian dari kita mungkin sempat akrab dengan lagu “Sebatas Teman” dan “Alin Tak Hujan”. Sayangnya, lagu “Kepompong” batal dibawakan karena listrik tiba-tiba padam.
Musisi jalanan dari Rumah Sahaja – sebagian besar anak-anak – menari-nari di bawah panggung. Kegembiraan mereka tak dapat disekat. Konser tersebut tidak gemerlap, tetapi karena musik bebas dan membebaskan, acara hari itu memiliki hal-hal abstrak yang pada dasarnya tidak bisa dimiliki. Sesungguhnya ia kaya dengan caranya sendiri.
Selamat berperjalanan kembali, sind3ntosca, tujulah arah yang tepat agar kamu tak harus berhenti lagi dan tersesat. Tak perlu membawa peta, intuisi akan menuntunmu
Belok kiri boleh langsung, usah menunggu rambu-rambu yang lainnya … ;)
Sundea
Kunjungi sind3ntosca di
facebook: https://www.facebook.com/sind3ntoscanatau follow twitter : @sind3ntosca
Komentar