Fabel Ugly Duckling mengisahkan telur angsa yang menetas di antara itik. Selama beberapa waktu si angsa merasa menjadi itik buruk rupa. Padahal masalahnya bukan buruk tidak buruk. Si angsa yang memang bukan itik hanya berada di tempat yang tidak tepat.
Di kemudian hari, istilah “itik si buruk rupa” beredar di berbagai cerita remaja. Sebutan ini mengacu kepada sosok yang dianggap kurang menarik, namun potensial untuk di-make over menjadi “the swan”. Padahal, mengacu pada cerita Ugly Duckling, si angsa sudah menjadi angsa sejak semula. Tak ada yang perlu diubah lagi.
Dalam Salamatahari edisi ini, ada iklan restoran yang berdampingan dengan kakus dan ada iklan provider yang tersesat di dinding-dinding penduduk. Ada juga kisah bulan sabit yang merasa tersesat, namun kemudian mengerti untuk apa sesungguhnya ia berada di langit dan kentongan yang ribut di malam hari karena memang berfungsi menjadi tanda peringatan. Setiap hal yang dibahas dalam posting-posting ini bukan “itik buruk rupa”. Mereka adalah “angsa” yang hanya perlu menyadari di antara siapa dan seperti apa seharusnya mereka berenang.
Di sebuah lingkungan, pernahkah kamu merasa menjadi “itik buruk rupa” ? Mungkin masalahnya bukan ada pada dirimu, orang lain, atau lingkungan yang melingkupimu. Bisa jadi kamu hanya berada di tempat yang salah.
Kenalilah dirimu dan berdirilah di tempat yang tepat.
Jadilah maksimal sebagai hakikatmu …
Salamatahari, semogaselaluhangat dan cerah,
Komentar