“Popo, Popo, ayo kita main ‘Kalau Tua Nanti’,” ajak Anak Beruang.
“Kalau Tua Nanti’ ? Mainan apa, tuh?” tanya Popo.
“Begini. Kalau tua nanti, aku pasti jadi beruang kutub.”
“Kenapa beruang kutub?”
“Karena seluuuuruh bulu aku akan jadi putih beruban. Kalau tua nanti, kira-kira Popo bakal jadi apa?”
“Karena sekarang gue udah putih semua, begitu tua, gue bakal jadi item.”
“Popo jadi gosong!”
“Bukan! Gue bakal jadi pinguin.”
“Asiiik kalau begitu … kita bakal ketemu lagi di kutub utara!”
“Iya. Seru, ya.”
“Nanti kita main, ya …”
“Beres!”
“Nah, Po, kalau udah lebih tua lagi, kira-kira si pinguin bakal jadi apa?”
“Apa?”
“Liat kostum aku, dong …”
“Hmmm.”
“Jadi bango. Soalnya bulu pinguin yang item bakal jadi putih lagi karena uban. Makanya dia nempel-nempel di kecap supaya berasa item.”
“Ah, maksa lu!”
Sundea
Rubrik “Anak Beruang” kali ini adalah hasil kolaborasi Sundea dengan The Popo (Positive Progress). Popo adalah seorang tokoh dan street artist (tokoh ciptaan dan penciptanya nyaris tak terpisahkan) yang sederhana, kritis, dan humoris. Konon ia berwarna hitam-putih karena kedua warna ini merupakan warna dasar penyeimbang untuk warna-warna lain. Tepat sekali dengan Kamis yang merupakan hari keseimbangan, bukan?
gambar Kecap Bango dirampok dari sini
Komentar