Kopi Keliling: Buah Kopi Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya

-Coffee & Co, Sabtu, 11 Juni 2011-

Pameran Kopi Keliling vol.3
Ada perjalanan panjang yang ditempuh kopi di dalam cangkir kita. Sebelum menjadi cairan, ia adalah bubuk-bubuk kering. Sebelum menjadi bubuk-bubuk kering, ia adalah biji-biji berkulit gelap. Sebelum diproses, biji-biji berkulit gelap tersebut terlindung dalam buah kopi yang berwarna merah segar. Ia dijaga dalam kasih sayang buah hingga tiba waktunya petani datang untuk memanennya, memisahkannya dari rahim buah, dan menjadikannya minuman berkafein yang bertumbuh sebagai gairah, vitalitas, teman begadang, romantisme, gaya hidup, jembatan komunikasi, dan yang pasti inspirasi sebuah program seni yang sudah digelar hingga volume ke tiga: Kopi Keliling.





Meski lebih identik dengan pameran ilustrasi, Kopi Keliling adalah proyek kolaboratif yang menggalang seniman lintas disiplin. Selain ilustrasi, hadir pula musisi, keramikus, hingga teman-teman dari adalahkita, sebuah forum yang mendukung karya-karya anak bangsa. Tema kopi dipilih karena kedekatannya dengan keseharian. Dewasa ini, coffee shop pun berkembang biak di Jakarta dan menjadi bagian dari gaya hidup. Kopi Keliling yang digelar dari coffee shop ke coffee shop jadi terasa tidak berjarak dengan kehidupan sehari-hari. Ilustrasi yang hadir pun mencerminkan hal-hal yang mudah kita jangkau. “The Coffe Meter” karya Ario Anindito dan “Kaleidoskopi” karya Diela Maharanie, misalnya, dengan caranya masing-masing menginterpretasikan efek kopi bagi kita sehari-hari. 


The Coffee Meter
Kaleidoskopi

Sementara dalam diorama “Percakapan Gelap”, Eko Bintang menggambarkan kopi sebagai penyambung obrolan antara orang-orang yang sebelumnya mungkin tak saling mengenal. “Sengaja (dioramanya) nggak saya kasih latar belakang karena latar belakang tidak terlalu penting,” ujar Eko.

Percakapan Gelap

Kesenian yang kerap dianggap sesuatu yang jauh di awang-awang oleh sebagian masyarakat Jakarta ternyata dapat dibawa dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, itulah yang diharapkan para penggiat Kopi Keliling ketika konsisten menjalankan program ini dengan passion yang menyala. Di jantung Jakarta yang serba praktis, diam-diam sebuah gairah berkesenian terjaga dalam kasih sayang, dipanen oleh seniman-seniman muda ini, dipisahkan dari rahimnya agar dapat diolah menjadi sebuah program kesenian yang menyegarkan dan terbuka menyapa kota.

Jadi, Teman-teman, jangan lupa mampir ke The Coffee & Co di Jalan Wijaya IX, 4A Jakarta Selatan. Coffee Shop ini adalah cangkir mungil yang menampung kenikmatan Kopi Keliling hanya sejak 11 Juni hingga 25 Juni 2011 mendatang. Jangan sampai terlewat.

Hirup aromanya, sesap hangatnya. Hidup dan terjagalah di tengah hiruk pikuk ibu kota yang meninabobokan kebahagiaan-kebahagiaan sederhana …


Sundea

Kunjungi http://kopikeliling.com/ untuk informasi lebih lengkap.

Komentar