Seperti apa Ginna Finalis mengatasi masa-masa terrendah dalam hidupnya? Dalam salah satu postingnya di http://thegirlinstripes.blogspot.com, “Low is The New High”, Ginna bertutur bagaimana masa-masa terrendah itu justru menjadi pencapaian tertingginya.
Sebagai penyalamatahari minggu ini, mahasiswi tingkat akhir di FISIP Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dan mantan penyiar radio Sky 90.50 FM ini berbagi cerita kepada kita juga …
Baiklah, Gin. Coba cerita tentang posting “Low is the New High” di blog lo itu …
Jadi waktu gue galau, ga puas sama idup, gue ngerasa low banget. Terus suatu saat, tiba-tiba semuanya datang dalam satu hari yang sama. Gue yang lagi ga punya pacar dan kesepian, ga punya kerjaan, ga punya tabungan sama sekali, lagi kisruh-kisruh soal perkuliahan sama bokap, ga melakukan apa-apa … tapi yang lucu, temen gue tiba-tiba telepon. Terus gue dateng dengan segala kegalauan di kepala gue. Tadinya gue pikir kan temen-temen gue lagi baik-baik. Taunya mereka juga sama, lagi pada punya masalah. Jadi, kita itu kayak “self help group” yang saling berpegangan tangan gitu, “this is gonna be ok” ….
Hahahaha … terus apa quote yang paling berkesan di “self help group itu”?
Ada temen gue yang bilang, “Tuhan itu punya pintu maaf lebih besar dibandingkan semua dosa yang mungkin umatnya lakukan”. Dia denger ini secara nggak sengaja dari seorang guru besar di Kampus gue, Pak Jalalludin Rahmat, saat ngobrol-ngobrol di ruang dosen.
Hmmm … apa yang meng-insight lo dari quote ini?
Sebenernya gua lagi struggling banget sama penerimaan diri gue. Gue menetapkan gol-gol dalam hidup gua dan gol-gol itu belum ada yang tercapai. Tapi ternyata nggak apa-apa juga. Kenapa, sih, gue harus membebani diri gue dengan semua itu kalau akhirnya cuma jadi kegalauan? Jadi, kenggakbangetan lo itu harus lo terima juga. Kalo gol itu nggak tercapai, ya ciptakanlah gol baru. Gua pikir mungkin highest achievement gua adalah merasakan semua ke-low-an itu dan malah jadi trigger gua untuk melakukan banyak hal.
Baiklah. Contoh hal-hal yang pengen lo lakuin sekarang?
Mungkin … kalo gua harus berenti kerja dulu nggak apa-apa. Mungkin gua harus menyelesaikan kuliah gua. Dengan begitu ada dua masalah yang terselesaikan, yaitu masalah gua sama diri gua sendiri dan sama bokap gua yang ingin banget gue jadi sarjana. Terus… gue pengen banget bikin buku. Gua akhirnya menemukan temen untuk bikin buku dan itu udah tertunda lama banget.
Sebelum ke-low-an ini terjadi, gua ngerasa nggak punya inspirasi untuk melakukan banyak hal. Kayak terjebak dalam kegalauan gua sendiri gitu, nggak jelas.
Wow, seru, nih. Moga-moga gol-gol barunya itu terzapppaiiii … yihiii …ok, terakhir. Dikaitin sama “low is the new high”, apa pendapat lo tentang gempa-gempa di Jepang akhir-akhir ini?
Mungkin … gua ngeliatnya bukan ke yang dirasain sama orang-orang di Jepang. Gua ngeliatnya, itu bisa terjadi juga sama orang-orang di luar sana. Kita harus lebih aware. Gue ngebayangin kalo gua lagi minum kopi terus tau-tau dateng banjir besar and life flashing before my eyes! Jangan sampe kita belum sempet ngelakuin sesuatu karena kita nggak aware sama hal-hal yang kayak gitu …
Teman-teman, ingin tahu “low is the new high” langsung dari tuturan tertulis Ginna? Langsung klik di sini. “Sebenernya lo tau kan blog gue isinya curhatan gue semua,” kata Ginna kepada Dea.
Well … let’s see. Maybe “me” is the new “you”. And “you” is the new “me”. Sama seperti bagaimana kamu dan teman-temanmu saling bertukar pengaruh, Gin … ;)
Sundea
Komentar