“It’s a bird, it’s a plane, it’s Superman …!”
Secepat itu bahaya datang, secepat itu pulalah Superman menghadang. Ia muncul tiba-tiba di angkasa raya. Kemudian perhatian masyarakat kota cepat teralih. Kecemasan lekas berganti dengan kepercayaan dan harapan kepada pria berkostum merah-biru tersebut.
Tetapi, di sela waktu yang singkat itu, kotak telepon umum harus lebih sigap daripada Superman. Mereka harus berjaga di segala titik, senantiasa berada dalam kondisi prima, dan siap menutup rapat-rapat rahasia Clark Kent. Selama puluhan tahun kotak telepon umum mengabdi dengan setia pada kisah panjang yang penuh dinamika ini. Kehadirannya yang hanya sebentar-sebentar di timing paling injured membuatnya kadang terlewat untuk diingat.
Pada suatu hari, ketika mendapati “an injured telephone box” di pinggir jalan Cisangkuy, saya terkenang pada kisah Superman. Apa yang terjadi jika saat itu Superman sedang memberantas kejahatan di Bandung? Panikkah dia mendapati satu-satunya kotak telepon umum yang ada di sekitar sana babak belur? Ke mana dia akan berganti kostum? Wartel? Semak-semak? Akankah dia terlambat memberantas kejahatan karena injury time memangkas perannya?
…. dan tuhan lewat di sisi kotak telepon umum. Dia, yang sama hitamnya dengan bayang-bayang pohon, meyempatkan diri mampir di atas aspal kering. Menatap saya.
Sundea
Komentar