Menunggu Pagi


-Commonroom, Selasa, 11 Januari 2011-

Persiapan Pameran Mencandu Pagi

Setiap seniman menitipkan nafas kepada karya yang dibuatnya. Hingga jika pada suatu waktu ia berpulang, masih ada sisa nyawanya yang menggeliat mencari ruang. Menyisip di tengah wacana. Menyapamu sebagai ingatan dan rasa rindu.




Di penghujung tahun 2010, Norvan Hardian, komikus eksentrik yang terkenal dengan serial Pamali dan  
Super Condom-nya berpulang ke rahmatullah. Ia yang menderita kanker pankreas stadium lanjut menyisakan setumpuk artwork dan komik setengah jadi yang tersebar di antara teman-teman dan keluarga. Maka tercetuslah ide untuk memamerkan karya-karya Norvan. 

Ketika sore itu Gia (kakak Norvan), Kimung, David, Sigid, dan Sundea bertemu untuk menyusun karya dan pameran, seperti ada bahasa yang kami kenal baik hadir di sana. Bentuknya berbeda, tetapi kedekatannya tidak bisa ditelan apa-apa. 

Sore adalah subordinat dari pagi. Pada sore, kadang kita menemukan warna pagi.

Teman-teman, dukung pameran ini dengan doa dan kehadiranmu, ya ….

poster
Sundea

Komentar