Grace Sahertian dan Tesla Manaf Effendi alias Echa baru saja meluncurkan mini album bertajuk Grace Tesla. “Itu covernya nipu banget, lho,” kata Tesla. Hah? Menipu bagiamana?
Tesla: Covernya aja bisa dibilang manis, padahal isinya eksperimental …
Maksudnya eksperimental gimana, Cha?
Saya ngerasa ini beda sama yang lain. Ini bukan musik yang ngebangkitin mood. Temanya malah agak-agak gelap. Saya juga nggak bisa bilang ini album jazz, kita mainin semua musikalitas yang kita punya, kalau mau dicocokin dengan grup band lain … kayaknya nggak ada. Jadi untuk orang yang awam, saya sarankan jangan didengarkan langsung. Diperlukan jenjang, jadi perbanyak musikalitas dan repertoar untuk mengerti.
Hmmm… kalau gitu coba ceritain konsep album lu ini …
Konsepnya akustikan, tapi nggak pure akustik, sih … Musiknya saya yang buat, liriknya Grace. Tapi saya biasanya kasih tau Grace lagunya tentang apa biar Grace bikinnya nggak keluar dari yang dimaksud. Albumnya terdiri dari empat lagu yang kalau dirataratakan setiap lagu bisa tujuh sampai delapan menit. Tentang lagunya, “Deru” nggak dikurung oleh tempo dalam bermusik. Kadang pelan, kadang cepat. “Intervention” ini lagu healing, terdiri dari banyak tema. Di dalam lagu ini ada empat tema, makanya panjang (13:30 menit, lho, Teman-teman …). Tapi sebetulnya tema-tema itu nggak bisa dilepasin karena satu sama lain berkaitan …
Kayak bab-bab di buku gitu, ya?
Iyaaa … kayak gitu. Isinya tentang campur tangan Tuhan.
Wah, religius, dong … hehehe … nah, kalau “Dear Mom” tentang apa, nih ?
“Dear Mom” tentang ibu saya, tapi dalam arti negatif. Tentang campur tangan orangtua dalam kehdupan anak-anak muda. Jadi … agak-agak sendu gitu …
Emang Ibu kamu ngelakuin apa, Cha?
Yaa … hahaha … yaaa …standarlah, suka nggak sependapat.
Ok. Lagu terakhir, nih, “The Coincidence Fever”.
Yang terakhir ini eksperimental, tapi saya nggak bisa bilang ini tentang apa karena sangat personal dan saya rasa setiap orang pasti punya macem-macem interpretasi tentang lagu ini. Di lagu ini ada terompet pencak supaya lebih menggigit. Ini lagu akustik dengan penggarapan detail, kental banget suasana bad moodnya, sebenernya depressing …
Bwusyet, dah … hahaha …
Iya, ini tipe-tipe album untuk ngeyakinin orang kalau mau bunuh diri hari ini. Eh … tapi “Intervention” sama “Dear Mom” enggak, kok …
Kenapa, Cha, lu bikin album yang galau-galau begini? Lagi galau, ya?
Pertamanya saya bikin konsepnya dulu, saya maunya nggak kayak yang lain, terus jadinya … galau gitu …
Hahaha … ok. Salamatahari edisi ini kan temanya “Nina Bobo”. Menurut lo, kalo album lu ini dijadiin lagu pengantar tidur efeknya gimana?
Gimana, ya? Orang jadi kritis kali, kritis dalam segala keadaan, mungkin malah jadi susah tidur …
Tesla adalah pemuda mungil cengengesan yang riang gembira, persis seperti cover album yang dianggapnya “menipu” itu. Tetapi saat mendengarkan albumnya dengan saksama, kesan cengengesan itu sirna sama sekali. Hampir setiap lagu seakan meniup kulit Dea hingga merinding disko. Meniup? Tunggu … “meniup” dan “menipu” memang dekat secara bunyi …
Penasaran? Segera kunjungi jazzuality.com, wartajazz.com, Ruku Kineruku, Tobucil, dan Potluck Library Café untuk membeli album ini. Hanya lima belas ribu rupiah saja, kok …
Sundea
Komentar