-Ruang Rupa, Jumat, 16 April 2010-
Drawing-Installation-Object Exhibition, Drawma
“Katanya di Jakarta itu susah berkarya. Tapi mereka bisa me-manage waktu mereka, itu yang menarik,” Indra Ameng berpendapat mengenai tiga seniman cantik yang berpameran dalam kurasinya. Apa rahasianya ? Ternyata justru berkaryalah yang membuat Monica Hapsari, Pink Girl Go Wild, dan Marishka Soekarna tak merasa hidup di Jakarta sedemikian susah.
Pada Drawma, ketiga seniman kita menampilkan keseharian mereka dalam wajah lain. Rutinitas Jakarta yang pragmatis dieksplorasi secara ekspresif-dramatis dalam drawing-installation-object mereka yang dipamerkan sepanjang 16 April hingga 1 Mei 2010.
The Illusion of Image |
Monica Hapsari misalnya, membuat karya-karya yang tak lepas dari gemerlap dunia kerjanya, dunia fashion. Salah satu karyanya nakalnya adalah “The Illusion of Image”. Dalam karya tersebut profil perempuan bertubuh laki-laki dengan lempeng pakaian yang dapat dibongkar-pasang seperti mainan anjang-anjangan, ditempel pada sebuah bidang perak. Pengunjung dapat mendandani profil tersebut sekehendak hati, membangun sosok dengan muatan persepsi tertentu yang dibangun oleh atributnya.
Mengutip judul karya Marishka Soekarna, “Love Has No Dicipline”, bisa jadi seni pun tak punya disiplin. Ia bebas memecah kotak yang mengurung rutinitas, membiarkan esensi terbang liar membangun dramanya.
Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada kompor di luar ruang pamer. Merknya “Blue Sky”.
Hari itu ia memasak untuk para pengunjung pameran. Jika konstruksi tak ketat menetapkan fungsinya sebagai pemasak makanan, mungkin ia ingin memecah rutinitasnya yang lekat dengan api. Ia ingin dipeluk awan-awan.
Terbang.
Sundea
Komentar