“Cetrang !”

resizedited

Matahari mulai sayu

malaikat pun menyalakan lampu

“Cetrang !”

Lalu angkasa tak lagi terlalu sendu

Gramedia, Kamis 24 September 2009,

----

Behind the scene :

“Pak, saya mau motret itu boleh ?” tanya Dea ke Pak Kiki Rizky, satpam Gramedia, sambil nunjuk jendela. “Motret apa, ya?” dengan gaya berwibawa Pak Kiki balik nanya. “Langit yang ada lampunya,” saut Dea. Pak Kiki nengok ke jendela terus tampak bingung. “Itu ? Oh … maaf, untuk kepentingan apa ?” dia nanya lagi. “Buat nulis. Nggak boleh, ya, Pak ? Ya udah, deh, makas …” “Oh, boleh, boleh, tapi harus izin dulu, sebentar, ya,” Abis itu Pak Kiki ngomong sama seseorang lewat walkie talkie, “ … iya … ada yang mau ambil gambar langit di jendela sebelah timur (ato utara ato selatan ato mana, gitu, ya ? Dea lupa persisnya) … untuk … eu … penelitian …” Ey ? Penelitian ?

Akhirnya Dea dibolehin motret-motret. Senang sekali =D

Acara main-main di Gramedia Dea tutup dengan ngejer-ngejer belalang yang lompat-lompat di sekitar buku bagai di kebun.

Sore itu indoor seperti outdoor dan outdoor seperti indoor.

Apa karena itu hari keseimbangan*, ya ?

special thank’s untuk Pak Kiki Rizky dan Si Belalang

* Kamis adalah hari keseimbangan karena terletak di antara Senin-Selasa-Rabu dan Jumat-Sabtu-Minggu

Komentar

andika mengatakan…
Iya, langit-langitnya kayak langit beneran.
Sundea mengatakan…
Makanya gua potret, Dik ... lucu ...
Fandy Hutari mengatakan…
de,dari mana supaya keliatan kek langit?ko gue ngelliatnya kek jalanan,tepatnya tengah jalanan yang ada garis2 putih...