So open up your morning light and say
a little prayer for I
You know that if we are to stay alive
Then see the peace in every eye
You know that if we are to stay alive
Then see the peace in every eye
-I Don’t Want to Wait, Paula Cole-
“Agatha so lame, ketileplah sama tokoh-tokoh lainnya,” kata salah seorang
temen Dea dari tim "Verindischen".
“Anaknya memang gitu, mau gimana
lagi?”
Namanya Agatha, tokoh utama di novel
yang Dea tulis. Garis besar sosoknya udah dibuat bareng temen-temen dari Petik Film, Indie Art Project, Oom Rum, dalam proyek kolaborasi “Verindischen”
(novellanya sekarang lagi dikembangin jadi novel).
Tapi PDKT sama anak ini nggak
gampang. Ketika tokoh-tokoh lain mulai aktif ngerespon cerita yang Dea tawarin,
Agatha malah sembunyi. Ngobservasi diem-diem. Dea tau dia nggak percaya sama Dea, tapi Dea nggak tau
gimana bikin dia percaya.
Berkali-kali Dea hampir nyerah
ngelarin novel ini, tapi berkali-kali pula ada hal-hal sureal yang bikin Dea
kembali. Nggak tau kenapa.
Ternyata persahabatan yang Dea
tawarin pelan-pelan bikin Agatha mau terbuka
ngerespon cerita. Dea minta dia ngebantu Dea ngerti apa yang dia rasain karena struggle
Dea di masa remaja beda sama dia. And she
did. Dia nransfer emosinya dengan penuh dan percaya ke Dea. Dia bahkan mulai berani nunjukin sifat-sifat di luar garis besar yang udah dibikin dan nggak setuju sama bawaan-bawaan yang sempet ditetapkan ke dia. Lame? It depends.
Dea pegang janji Dea dari awal. Sebisa
mungkin Dea bakal bikin dia nyaman jadi dirinya
yang utuh di cerita. Bukan dia yang harus ngikutin cara Dea, tapi Dea yang akan ngebantu
dia bersinar dengan caranya. Dia bukan stereotipe pemeran utama yang spotted easily, tapi dia seorang Agatha. Remaja Cancerian dengan cangkangnya.
Agatha selalu berlindung di balik
Walkman yang dia bawa ke mana-mana. Tadinya Dea mau minta playlist-nya untuk di-share, tapi
nggak dikasih. Ya udah, nggak apa-apa. Dea bikin mixtape versi Dea sendiri aja.
Mixtape ini Dea sebut “prelude”
karena nyeritain perjalanan Agatha di fase pertama novel. Meskipun nggak
persis, setiap lagu ngewakilin bagian-bagian tertentu. Minggu ini kami baru lepas landas dari fase pertama dan siap bergandengan tangan menuju fase berikutnya.
Agatha lahir taun 1985 dan masuk SMA
taun 2000. Lagu-lagu di mixtape ini berkisar di taun-taun segitu dan cocok direkam di sebuah kaset C45. Inget nggak kebiasan ngerekam-rekam lagu favorit di kaset pada masa-masa itu?
Buat temen-temen yang kira-kira seumur
sama Agatha boleh nostalgia :D
Ini playlist-nya:
- Kiss Me – Sixpence None the Richer
- Sometimes-Britney Spears
- Don’t Say You Love – M2M
- I Try – Macy Gray
- Big Big World - Emillia
- I don’t Want to Wait – Paula Cole (OST Dawson’s Creek)
- Doesn’t Really Matter – Janet Jackson
- Stay the Same - Joey McIntyre
- Private Emotion – Ricky Martin feat. Meja
- Leaving On A Jetplane – Chantal Kreviazux
Selamat menikmati dan silakan diunduh
di sini
Doakan kami istiqomah menyusuri novel ini sampe tuntas...
Hang on there, Agatha...
Salamatahari, semogaselaluhangat dan
cerah,
Sundea
Komentar
Hai Agatha ! :D